Anak Memek

No Comments



Bocah laki-laki berusia sekitar lima tahun meneriakiku "memek" dari samping jalan. Aku memutar kendaraanku dan menghampirinya.
"Ngomong apa tadi?" Nada penasaranku memperhalus sikapku kepada seorang bocah.

"Nenek" Sambil memasang wajah polos yang tidak tahu apa-apa.

"Ngomong apa tadi!?" Nadaku meninggi.

"Nyenyek" wajahnya tertekuk seperti lipetan ketek.


"Dia ngomong kotor om!" Saut perempuan kecil berbedak tebal yang sedang jongkok di belakang bocah.


"Ini anaknya siapa? rumahnya dimana?" Ku bertanya kepada perempuan kecil itu.


"Anaknya pak Rudi om, rumahnya di situ" Sambil menunjuk gang kecil di samping jalan.


"Maaaaaaap om" Menangis dan memeluk temannya.


"Gak usah ngomong kotor lagi ya?"


"Iya om maaap" Mulutnya mangap menampilkan giginya yang kurang rapi, matanya minimalis, bajunya kebesaran dengan postur tubuhnya yang mungil.


"Gak usah teriak-teriak memek, akan ada waktunya kamu mengenal memek" Akhirnya ku meninggalkan bocah-bocah itu yang sedang asyik mengorek-ngorek tanah.


Sesuatu menghantuiku sepanjang perjalanan. Tidak mungkin anak itu tidak mengenal memek, ia lahir dari sesuatu yang ia pakai untuk mengutuk orang-orang di jalan.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 Komentar

Posting Komentar