Jeritan terlepas dan gemuru hati tersembunyi saat sanak saudara melihat
senyuman terakhirmu. Wahai saudaraku, sebelum ajalmu datang kudoakan
kau lekas sembuh. Ibu, ayah, adik, kakak tertekuk sedih dengan raut wajah
yang seakan tidak percaya hari ini datang. Wahai saudaraku ketahuilah,
sayang beribu sayang yang kami miliki sepenuhnya untukmu, cinta murni
seorang ibu yang selalu menemani di setiap malam sebelum tidurmu, cinta
murni seorang ayah yang selalu memberi semangat kepadamu untuk hari
yang cerah, sayang seorang adik yang selalu senang dengan semua cerita,
canda, tawamu yang membingkai harimu, sayang seorang kakak yang selalu
iklas demi terciptanya senyuman di raut wajahmu yang berseri.

Dan kinipun kau meninggalkan senyuman terakhir, yang tak akan kulihat
kembali di hari yang indah di dunia. Betapa cintanya ibuku padamu betapa
sayangnya ayahku padamu dan betapa rindunya aku padamu. Kau hanya
menutup matamu Kau hanya terdiam dan kau hanya berbaring dengan kain
puith halus yang melapisi tubuhmu, selirih rasa duka menghadirkan air
mata. Wahai saudaraku, kukan lukiskan sebuah indahnya persaudaraan.
Lihatlah dengan kedua matamu dan lihatlah cahaya cinta yang dimiliki oleh
saudara-saudaramu, dan sebuah kasih sayang yang tak akan pernah sirna
dimiliki oleh kedua orang tuamu.

Iklash hati kami mengiringi perjalananmu wahai saudaraku.
Damailah kau disisi-Nya.



Ichsan Ali Akbar Bin Achmad Pohan
Rabu, April 18, 2012


Your Brother
Syahdan Husein
Read More